PULO ACEH – alunan
ombak di tengah laut lepas di dalam sebuat kapal mesin (boat) sesaat terasa
hening setelah terlihat dari jauh telah tampak sebuah pulau indah nian di ujung
sana
Ada beberapa
pantangan jika tidak mau terjangkit penyakit malaria, seperti tidak minum air
kelapa muda dan buru-buru mandi setibanya di Pulo Aceh, kata sejumlah orang di
dermaga kecil Ulee Lhue Kota Banda Aceh. Menginjak tapak kaki di pulo aceh serasa merasakan
surga yang indah di dunia, pulo aceh yang terletak di barat indonesia memeiliki
keindahan yang masih alami dan belum terjamah oleh tangan-tangan jahil dari
berbagai insan. Di hapit oleh beberapa pulao lainnya menambah keelokan dari
pulo aceh.
Di pulo aceh tersendiri sampai saat ini masih memiliki dan
menghormati adat-adat dan budaya aceh, walo mereka terletak sangat terpencil
dari ibukota aceh besar tapi masayarakat di pulo aceh sendiri sangat kuat untuk
mempertahannkan nilai-nilai agama yang sampai saat ini masih mereka jaga.
Keramah tamahan masyarakat di pulo aceh sendiri terhadap tamu yang
hadir di pulo aceh sangat luar biasa, Kecamatan Pulo Aceh adalah salah satu dari 23 Kecamatan yang ada
di kabupaten Aceh Besar dan merupakan satu-satunya kecamatan kepulauan di
Kabupaten Aceh Besar, yang terbentuk berdasarkan PP No. 5 Tahun 1983 dengan
Ibukota Lampuyang. Selanjutnya berdasarkan UU Nomor 37 Tahun 2000 Kecamatan
Pulo Aceh juga termasuk dalam Wilayah Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas
Sabang.
Masayarakaat pulo
Aceh meyakini bahawa ada satu desa di pulo aceh yang bernama Rinon merupakan
singkatan dari nama RI NOL yaitu ujung
dari pada indonesia.
Sebagai daerah kepulauan, Kec. Pulo Aceh menyimpan berbagai tempat objek
wisata alam yang belum tergarap seperti objek wisata pantai dengan pasir
putihnya dan wisata bahari dengan aneka ikan hias dan terumbu karang yang
merupakan potensi yang sangat besar dan berpeluang untuk dikembangkan.
Disamping itu juga ada objek wisata yang bernilai sejarah, seperti Kuburan
Raja Kandang dan Mercusuar yang dibangun oleh Pemerintah Belanda Tahun 1817 di
Desa Meulingge, ujung paling Barat Indonesia yang merupaka menara tertua
no 2 didunia
Untuk transportasi menuju ke pulo aceh aceh saat ini telah ada dua
alternatif yaitu dengan mengunakan kapal feri yang bisa kita dapatkan di
pelabuhan ulee lheu Banda Aceh dan feri akan merapat di desa lamteng pulo aceh,
untuk alternatif kedua mengunakan kapal nelayan tradisional yang bisa kita
dapatkan di wilayah taman kuliner ulee lhe Banda Aceh, kapal tradisional ini
akan merapat ke pelabuhan di desa deudap pulo aceh.
2 comments:
Pemandangannya indah dan masih alami. Diliat dari mitosnya seperti menginjak kaki ke sabang juga yaitu dilarang minum air kelapa dan mandi laut di hari pertama sampai.
Tentang mercusuar tertua no 2 di dunia ada di pulau ini, apa memang benar.? dan apakah Belanda sengaja membuatnya karena menganggap kelak mereka berhasil menguasai daerah ini?
daerah yg masih asri dengan penduduk yang ramah. masalh menara tertua no 2 itu info yg saya dapatkan dari masyarakat disana..
dan sebagai tambahan ternyata awal nol kilometer indonesia itu terletak di pulo aceh sehingga sampai hari ini masih ada sebuah desa dengan nama RINOL (RI NOL).
Post a Comment