Selamat Datang Di Coretan Putra Aceh,

Sunday 16 December 2012

Pulo Aceh


PULO ACEH – alunan ombak di tengah laut lepas di dalam sebuat kapal mesin (boat) sesaat terasa hening setelah terlihat dari jauh telah tampak sebuah pulau indah nian di ujung sana
Ada beberapa pantangan jika tidak mau terjangkit penyakit malaria, seperti tidak minum air kelapa muda dan buru-buru mandi setibanya di Pulo Aceh, kata sejumlah orang di dermaga kecil Ulee Lhue Kota Banda Aceh.  Menginjak tapak kaki di pulo aceh serasa merasakan surga yang indah di dunia, pulo aceh yang terletak di barat indonesia memeiliki keindahan yang masih alami dan belum terjamah oleh tangan-tangan jahil dari berbagai insan. Di hapit oleh beberapa pulao lainnya menambah keelokan dari pulo aceh.
Di pulo aceh tersendiri sampai saat ini masih memiliki dan menghormati adat-adat dan budaya aceh, walo mereka terletak sangat terpencil dari ibukota aceh besar tapi masayarakat di pulo aceh sendiri sangat kuat untuk mempertahannkan nilai-nilai agama yang sampai saat ini masih mereka jaga.
Keramah tamahan masyarakat di pulo aceh sendiri terhadap tamu yang hadir di pulo aceh sangat luar biasa, Kecamatan Pulo Aceh adalah salah satu dari 23 Kecamatan yang ada di kabupaten Aceh Besar dan merupakan satu-satunya kecamatan kepulauan di Kabupaten Aceh Besar, yang terbentuk berdasarkan PP No. 5 Tahun 1983 dengan Ibukota Lampuyang. Selanjutnya berdasarkan UU Nomor 37 Tahun 2000 Kecamatan Pulo Aceh juga termasuk dalam Wilayah Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Sabang.
Masayarakaat pulo Aceh meyakini bahawa ada satu desa di pulo aceh yang bernama Rinon merupakan singkatan dari nama RI  NOL yaitu ujung dari pada indonesia.  







Sebagai daerah kepulauan, Kec. Pulo Aceh menyimpan berbagai tempat objek wisata alam yang belum tergarap seperti objek wisata pantai dengan pasir putihnya dan wisata bahari dengan aneka ikan hias dan terumbu karang yang merupakan potensi yang sangat besar dan berpeluang untuk dikembangkan.

Disamping itu juga ada objek wisata yang bernilai sejarah, seperti Kuburan Raja Kandang dan Mercusuar yang dibangun oleh Pemerintah Belanda Tahun 1817 di Desa Meulingge, ujung paling Barat Indonesia yang merupaka menara tertua no 2 didunia

Untuk transportasi menuju ke pulo aceh aceh saat ini telah ada dua alternatif yaitu dengan mengunakan kapal feri yang bisa kita dapatkan di pelabuhan ulee lheu Banda Aceh dan feri akan merapat di desa lamteng pulo aceh, untuk alternatif kedua mengunakan kapal nelayan tradisional yang bisa kita dapatkan di wilayah taman kuliner ulee lhe Banda Aceh, kapal tradisional ini akan merapat ke pelabuhan di desa deudap pulo aceh.


2 comments:

azhariscm said...

Pemandangannya indah dan masih alami. Diliat dari mitosnya seperti menginjak kaki ke sabang juga yaitu dilarang minum air kelapa dan mandi laut di hari pertama sampai.
Tentang mercusuar tertua no 2 di dunia ada di pulau ini, apa memang benar.? dan apakah Belanda sengaja membuatnya karena menganggap kelak mereka berhasil menguasai daerah ini?

Unknown said...

daerah yg masih asri dengan penduduk yang ramah. masalh menara tertua no 2 itu info yg saya dapatkan dari masyarakat disana..
dan sebagai tambahan ternyata awal nol kilometer indonesia itu terletak di pulo aceh sehingga sampai hari ini masih ada sebuah desa dengan nama RINOL (RI NOL).